Saturday, June 5

mimpi vs kenyataan

Tuhan menegur saya terlalu keras.
ia mungkin masih berpikir kalau saya bisa menerima teguran itu.

Tapi Dia memang Maha Tahu, karena saya masih menerima teguran itu.
Cecilia teman saya pernah comment, kadang memang pilihan yang kita anggap baik, tapi tidak cukup baik di mata Tuhan. Untungnya saya masih percaya Tuhan. Sekalipun Dia belum menunjukkan mana yang baik dan yang buruk buat saya, Dia masih mau menghadirkan mimpi-mimpi Indah buat saya. Terima kasih sebesar-besarnya buat ALLAH SWT.
Tapi, saya kadang berpikir juga, dengan mimpi-mimpi indah inilah, Tuhan menghukum saya atas kesalahan-kesalahan di masa lalu. Mengapa? Karena mimpi-mimpi indah ini hanya tetap menjadi mimpi. Belum pernah menjadi nyata.
Kalau bicara mimpi, saya punya stok banyak di bagian tubuh saya yang di namakan OTAK. Walau ukurannya gak seberapa, Alhamdulillah masih cukup menyimpan banyak impian.
Kali ini saya di ijinkan bermimpi untuk membina sebuah keluarga. Bukan sebuah keluarga besar, tapi cukup untuk menghilangkan kesepian di hidup saya. Bukan keluarga kaya raya, tapi tidak kekurangan sedikitpun. Saling mengerti satu sama lain. Saling peduli sesama saudara. Tidak ada perpecahan karena harta warisan. Tidak ada kesombongan dan dengki antar saudara. Kalau di bayangkan sangat sangat indah.
Dan, lagi lagi saya hanya di ijinkan untuk bermimpi oleh sang Khalik. Ketika saya terbangun, keadaan berubah 180 derajat. Dan setiap tebangun, saya selalu berdoa, “berikan saya 1 mimpi indah lain, Ya Allah, dan berikan saya kekuatan untuk mewujudkan mimpi itu. Jika tidak bisa aku wujudkan biarkan mimpi itu sebagai penghibur dalam menjalani hidup ini”.
Menerima kenyataan pahit itu seperti menelan pil dari resep dokter. Biarpun gak enak, kita harus tetap menahannya. Banyak cara di coba supaya gak berasa pahit, tapi tetep aja pahit.
Kalian pernah mencoba untuk memperbaiki sesuatu hal yang rusak tapi tidak di beri kesempatan waktu sedikitpun. Rasanya lebih menyakitkan dari kata GAGAL. Suatu bentuk baru ketidakpercayaan seseorang akan diri kita adalah tidak di beri kesempatan.
Saya pernah gagal, tapi bukan berarti saya ingin gagal. Setiap orang ingin memperbaiki kegagalan. Tapi jika tidak pernah di beri kesempatan, orang itu tidak akan pernah bisa mencobanya.

No comments:

Post a Comment